Emak Dan Ibu


Hujan turun. Beberapa orang berlarian mencari tempat berteduh, berbalik pada anak jalanan, mereka bersorak riang, berlari ke tengah hujan. Menjajakan ojeg payung, hari ini penghasilan mereka akan bertambah. Hujan membawa berkah.

Seorang anak lelaki duduk di halte, pakaiannya lusuh. Salah satu dari anak jalanan. Tatapannya menembus hujan, raut mukanya sama sekali tak menunjukkan kebahagiaan. Dari jauh seseorang berlari ke arahnya.

"Ikut ojeg payung yuk!"

Yoga menggeleng, seseorang itu kembali ke tengah hujan, berkumpul bersama teman temannya.
Yoga Pratama, nama yang identik dengan orang berada namun kenyataan berbalik. Anak lelaki berusia dua belas tahun itu tinggal bersama wanita paruh baya yang biasa disapa 'emak' di perkampungan kumuh kota Jakarta. Hari ini emak berulang tahun, Yoga ingin sekali memberikan hadiah namun hasil mengamen hanya sepuluh ribu rupiah, hanya cukup untuk membeli beras. Hujan membuatnya tak bisa mengamen. Lelaki itu mendengus kesal.

Hari beranjak sore, hujan deras pun kini menyisakan rintik rintik. Yoga memakai topi. Menerobos sisa sisa hujan. Ia berlari.Matanya melihat lingkungan sekitar, entah sedang berada dimana. Hanya mengikuti laju kaki. Kepalanya pusing, semua seperti berputar. Buram. Lantas menjadi benar benar gelap.
***
"Kamu sudah sadar Nak?" seorang wanita paruh baya langsung menanyainya ketika mata Yoga terbuka. Wanita itu bukan emak.
"Sudah, maaf saya berada dimana dan ibu ini siapa?"

Sejenak diam sebelum akhirnya wanita menghela nafas perlahan dan berkata, “Saya Ibumu, Yoga."

“Benar benar bukan emak. Emak yang kini sedang sakit sakitan di rumah, dan pasti menunggu kepulangannya. Ah, emak anakmu ini sungguh menyayangimu.”
"Yoga," wanita yang mengakui ibunya itu kembali menyapa.
"Maaf, saya harus pulang! emak sudah menunggu" Yoga beranjak dari tempat tidur, namun wanita itu menarik tangnya.

"Saya Ibumu!" kali ini dengan penekanan. seolah olah wanita itu tidak bercanda.Yoga tak menghiraukan. Ia melepas pegangan itu dengan kasar. berjalan ke arah pintu keluar. Langkahnya baru mencapai ambang pintu.
"Yoga, kamu adalah anakku! Tega sekali kamu meninggalkan Ibumu!" Ujar wanita itu sambil beruraian air mata. Tak terasa ia juga menangis mendengar perkataan ibunya. Wanita itu  ibunya, wanita yang telah melahirkannya ke dunia. wanita yang seharusnya sangat ia sayangi, namun kenyataan berbalik. Yoga membenci ibunya.
"Saya masih sakit!" anak lelaki itu meneruskan langkahnya.

kenyataan yang pahit. Ibunya membuangnya ketika mengetahui ia sakit. Di tengah hujan, disaat kondisinya benar benar parah, dan sangat membutuhkan pertolongan. Mobil ibunya melaju kencang. Meninggalkan Yoga yang kala itu berusi 10 tahun di trotoar.Kejadian yang tak akan terlupakan, kejadian dimana ia bertemu emak. Wanita miskin yang mau merawatnya dengan penuh kasih sayang. Dan mulai saat itu, emak adalah ibunya. Wanita yang paling ia cintai.

"Emak, anakmu pulang! Ibu, maaf aku belum sembuh. Maaf masih membencimu, suatu saat nanti, aku akan membahagiakan kalian.”

***


0 Response to "Emak Dan Ibu"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel