Secuil Kisah Di Pulau Tidung





Angin berhembus lembut, menerpa wajahku. Namun tak membuat aku menoleh sedikit pun. Pandanganku masih tetap pada posisi yang sama sejak beberapa menit yang lalu. Hamparan lautan yang luas. Sungguh indah, tak henti hentinya diri ini memuji Tuhan semesta alam.

Kali ini padanganku sedikit bergesar namun tetap pada objek yang sama.Lautan. segaris senyum terukir diwajahku. Menyaksikan orang-orang yang kusayangi tertawa bahagia. Sungguh, mereka sangat berharga untukku.  Guru, adik kelas dan juga teman-temanku tengah membuat sebuang lingkaran besar di laut yang tentunya dangkal, dan “Jempret” mereka berfoto. Sekali lagi, aku menyuguhkan sebuah senyuman untuk mereka, ya walau aku tahu mereka tidak melihatnya tapi tak apalah toh itu juga tidak penting.

Sebenarnya ingin diri ini ikut terjun ke dalam asinnya air laut namun aku sudah mandi jadi kupandangi saja kebahagian yang terpancar dari wajah mereka. Tak sia sia perjalanan kami berada di tengah lautan selama dua jam, yang membuatku tak henti hentinya berdoa supaya kami selamat sampai tujuan dan Allah pun mengabulkannya. Alhamdulillah. Kami dapat menapakkan kaki di “Pulau Tidung.”

Sungguh aku bahagia bisa berada di tempat ini namun juga tak dapat kupungkiri bahwa aku bersedih. Mau seindah apapun tempatnya jika akhirnya adalah sebuah perpisahan maka itu semua tidak akan pernah terganti, termaksud keindahan tempat ini. Disetiap ada pertemua pasti ada perpisahan dan itu pasti, maka segera kuhapus rasa sedih itu lebih baik aku menikmati keindagan tempat ini bersama mereka, ya bersama mereka untuk sebuah acara “Perpisahan.”

Pulau Tidung, 07 – 08 Juni 2015

Rihlah SMPIT AL-Qudwah

1 Response to "Secuil Kisah Di Pulau Tidung"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel