Special





Spesial
“Apakah cinta sejati itu? Maka jawabannya, dalam kasus kau ini, cinta sejati adalah melepaskan. Semakin sejati perasaan itu, maka semakin tulus kau melepaskannya...Aku tahu kau akan protes, bagaimana mungkin? Kita bilang cinta itu sejati, tapi kita justru melepaskannya? Tapi inilah rumus terbalik yang tidak pernah dipahami oleh pecinta. Mereka tidak pernah mau mencoba memahami penjelasannya.”
― Tere Liye, Rindu.
****
Maret

Lelaki paruh baya itu semakin menghilang dari pandangan Rara. Senyumannya perlahan pudar dan terganti oleh rasa yang tak bisa ia artikan. Ah, bukan tidak bisa diartikan ia hanya tidak ingin mengartikan itu semua. Semua ini membuatnya bingung. Disatu sisi ia bahagia disisi lain ia begitu merasa sangat berdoa. Anda lelaki paruh baya itu apa yang terjadi sungguh ia yakin Ayahnya akan sangat marah besar. Rara melangkah masuk ke dalam rumah.

Perempuan berusia 16 tahun itu memberikan senyuman tipis kepada Bi Ratna yang tengah berjasa membersihkan rumah keluarga Rara sebelum masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Rara membanting tubuh ke kasur, diraihnya benda berbentuk persegi panjang yang sudah ia anggap sebagai teman, terdapat 34 pesan di sana. Baru saja ditinggal 15 menit ponselnya sudah kembali ramai saja. Rara tidak membaca pesan satu persatu ia mencari pesan dari seseorang.

Sadar atau tidak ketika menemukan pesan yang ia cari kedua ujung bibirnya saling tarik-menarik maka terbentuklah sebuah senyuman. Jemari Rara segera menari dilayar ponsel. Seseorang di sebrang sana sedang tidak online, ada rasa kecewa, “Ah, tidak apa-apa nanti juga dibalas!” ujarnya pelan.
Kini Rara mematut dirinya dicermin. Ia melihat dengan jelas sosok seorang perempuan dengan pipi chaby, sosok dicermin itu tersenyum menampakkan semacam lesung pipi di dekat mata kirinya, teman-temannya biasa menyebut garis itu kucing.

“Nggak kerasa sudah 16 tahun aja aku,” ada rasa senang bercampur sedih.

Ponsel Rara bergetar, sebuah pesan masuk.
***
 “Cinta itu datang bukan untuk pergi,” lagi-lagi ia teringat perkataan lelaki di sebrang sana. Ia rasa ia sudah mulai gila.
Januari
***
Namanya Rara, seorang perempuan yang kini duduk di bangku kelas 3 SMA. Tidak ada yang spesial dari diri perempuan itu tetapi dirinyalah yang membuat ia menjadi spesial. Perempuan dengan sorot mata tajam itu kini bergelut didunia usaha memang keuntunganya tidak terlalu besar tetapi lumayanlah untuk menambah uang jajan, membeli kouta, memberi makan temannya. Setidaknya 1 impiannya terwujud.

Tidak ada yang spesial dari perempuan itu, dirinyalah yang membuat ia menjadi spesial. Butuh proses panjang untuk menjadi spesial. Butuh pengorbanan, bukan hanya waktu, tenaga tetapi juga perasaan lebih tepatnya cinta. Cinta yang kata lelaki itu datang tidak untuk pergi. Cinta memang tidak datang untuk pergi ia pun mengakui itu bahkan setelah lama si pengucap kata itu pergi cinta masih ada dalam hati Rara.
****
Maret

Kamu.. kamu membuat aku menjadi bahagia namun juga membuatku menjadi terpuruk. Aku ini hamba Allah maka ketika aku sudah menjadi hamba-Nya apa yang ia suka menjadi kesukaanku dan apa yang tidak ia suka menjadi ketidak sukaanku.

Karena bagiku cinta itu menjaga bukan merusak. Cinta itu sejatinya suci maka aku tidak ingin menodainya. Suka tidak suka semua ini harus berakhir!

Kamu tahu? Aku selalu percaya dengan kata-kata Bang Tere semoga kamu juga.


“Lepaskanlah. Maka besok lusa, jika dia cinta sejatimu, dia pasti akan kembali dengan cara mengagumkan. Ada saja takdir hebat yang tercipta untuk kita. Jika dia tidak kembali, maka sederhana jadinya, itu bukan cinta sejatimu. Hei, kisah-kisah cinta di dalam buku itu, di dongeng-dongeng cinta, atau hikayat orang tua, itu semua ada penulisnya.
Tetapi kisah cinta kau, siapa penulisnya? Allah. Penulisnya adalah pemilik cerita paling sempurna di muka bumi. Tidakkah sedikit saja kau mau meyakini bahwa kisah kau pastilah yang terbaik yang dituliskan.”
― Tere Liye, Rindu.

1 Response to "Special"

  1. tulisannya bagus, setelah membaca ini,jujur saja sedikit menambah pengetahuan saya tentang cinta yg hakikat sebenarnya itu "melepaskan". sangat cocok ditanamkan ke mindset anak muda

    BalasHapus

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel